Firman Tuhan dalam Perayaan Natal 2017 dikutip dari Kitab Kolose 3:15, "Hendaklah damai sejahtera Kristus memerintah dalam hatimu, karena untuk itulah kamu telah dipanggil menjadi satu tubuh. Dan bersyukurlah." Alkitab versi Bahasa Indonesia Sehari-hari, "Hendaklah keputusan-keputusanmu ditentukan oleh kedamaian yang diberikan oleh Kristus di dalam hatimu. Sebab Allah memanggil kalian untuk menjadi anggota satu tubuh, supaya kalian hidup dalam kedamaian dari Kristus itu. Hendaklah kalian berterima kasih."
Kata Yunani 'damai sejahtera' "eirene" dari kata dasar "eiro" yang berarti "satu", utuh, tidak kurang. Kata eirene dalam bahasa Ibrani 'shalom' yang artinya "lengkap, sejahtera, damai, aman, sehat, makmur, tenang, bersahabat - hubungan manusia dengan Tuhan. oleh sebab itu maksud ayat tersebut tidak dapat dilepaskan dari ayat 3:1-4, "Karena itu, kalau kamu dibangkitkan bersama dengan Kristus, carilah perkara yang di atas, di mana Kristus ada, duduk di sebelah kanan Allah. Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi. Sebab kamu telah mati dan hidupmu tersembunyi bersama dengan Kristus di dalam Allah. Apabila Kristus, yang adalah hidup kita, menyatakan diri kelak, kamupun akan menyatakan diri bersama dengan Dia dalam kemuliaan."
Berdasarkan itu, dipahami bahwa damai sejahtera adalah salah satu faedah keselamatan yang diterima oleh orang-orang yang berdamai dengan Allah. Paulus dalam Filipi 4:7 menulis, "Maka sejahtera dari Allah yang tidak mungkin dapat dimengerti manusia, akan menjaga hati dan pikiranmu yang sudah bersatu dengan Kristus Yesus."(BIS) Dengan demikian, jika kita berseru kepada Allah dari hati yang tinggal di dalam Kristus dan Firman-Nya (Yohanes 15:7), maka damai sejahtera Allah akan membanjiri jiwa kita. Damai sejahtera ini adalah kesentosaan batin yang dibawa oleh Roh Kudus (Roma 8:15-16). Perasaan sejahtera itu meliputi keyakinan yang teguh bahwa Yesus dekat. Damai sejahtera itu memberi rasa yakin yang mendalam bahwa kasih Allah sedang dan terus-menerus bekerja di dalam kehidupan kita demi kebaikan.(Roma 8:28)
Kata "memerintah" dalam bahasa Yunani "brabeuo" satu istilah atletik yang masa kini disebut "wasit, hakim pertandingan, juri". Pemegang otoritas "memutuskan" sesuai dengan aturan main. Hati manusia sebagai pusat kendali moral, memerlukan damai sejahtera sebagai juri pengendali. Bila hati dipimpin oleh juri yang bernama amarah, benci, dendam, maka buahnya dapat diprediksi. Sebaliknya, bila hati dipimpin oleh juri yang benar bernama damai sejahtera maka jiwa terasa utuh. Hidup terasa baik-baik saja, sebab damai sejahtera bertakhta di dalam pusat kehidupan.
Oleh sebab itu, setiap orang harus menjawab pertanyaan ini secara jujur, "Siapa yang sedang memerintah di dalam hatiku?" Apakah semangat damai -- "sudah, sedang, terus menerus" atau "belum" -- memerintah dalam hatimu? Waspadalah karena hati bisa diduduki oleh 'spirit' politik identitas, eksklusivisme, fanatisme dan kaki tangannya. Hati itu juga dapat dirajai oleh 'spirit positif' berupa rasa sayang, persaudaraan, rasa hormat. Hati manusia sepanjang zaman menjadi arena pergulatan berbagai ideologi. Generasi manusia dibesarkan dengan ideologi yang disemaikan dalam dadanya. Buah perilaku tergantung pada 'raja yang memperhamba hati'. Bila damai sejahtera memimpin hati, maka perbedaan menjadi ramah keharmonisan.\citep*{marbun2018}